Alamat

Grha RUN System

Jl. Pakuningratan No.15,
Cokrodiningratan, Jetis,
Yogyakarta,
55233

Representative Office

Treasury Tower
Lt. 10 Unit I, District 8 Lot.28 SCBD
Jl. Jenderal Sudirman kav.52-53, Jakarta 12190

jurnal retur penjualan

Jurnal Retur Penjualan dan Tips Sukses Mengelolanya

Apakah benar ketika Anda membangun sebuah bisnis akan memerlukan pencatatan jurnal retur penjualan? Jawabannya tentu saja perlu jika pelanggan melakukan retur atas produk yang sudah dibelinya.

Jurnal retur penjualan adalah kegiatan pencatatan atas pengembalian barang, karena barang yang diterima tidak sesuai keinginan.

Nah, bagaimana pebisnis mengatasinya? Tentu untuk mengatasi ketidakpuasan pelanggan, Anda perlu melakukan pengembalian produk dan bahkan menggantikannya dengan produk sejenis atau produk lainnya sampai ada juga yang menggantinya dengan uang.

Secara umum jurnal retur penjualan adalah jurnal yang terbit akibat sebuah keadaan si pembeli ingin mengembalikan barang yang sudah dibeli kepada pihak penjual. Lantas bagaimana mencatat jurnal retur penjualan dalam jurnal umum atau khusus? Simak contoh dan cara mencatatnya di bawah ini.

Apa yang Dimaksud dengan Retur Penjualan?

Sumber Pexels

Setiap perusahaan dagang umumnya memberikan fasilitas bagi pelanggan untuk mengembalikan barang. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya mulai dari barang yang tak cocok dengan pesanan, rusak, dan sebagainya.

Adanya pengembalian barang tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam menghadirkan layanan terbaik bagi setiap pelanggannya.

Apabila terjadi pengembalian barang oleh pelanggan, ia akan menerima pengembalian berupa uang atau berupa pengurangan kredit hingga potongan harga.

Bagaimana dengan Jurnal Retur Penjualan?

Sumber: Pexels

Dalam pengertiannya jurnal retur penjualan adalah catatan yang digunakan sebagai perhitungan retur pelanggan pada pembukuan. Sehingga catatan ini bisa dipertanggungjawabkan apabila konsumen akan mengembalikan barang yang dijual oleh pelanggan.

Karena penyebab retur penjualan adalah barang yang dijual biasanya cacat atau tidak cocok dalam kebutuhan pelanggan dan sebagainya. Selain itu pencatatan jurnal retur penjualan juga bisa dicatat ke dalam jurnal khusus, di mana pencatatan ini selalu ada pada pembukuan akuntansi:

Pengembalian Barang Saat Tidak Ada Piutang Beredar

(D) Penjualan Rp 1.000.000

(K) Kas Rp 1.000.000

(D) Inventori Rp 600.000

(K) Harga Pokok Penjualan Rp 600.000

Pengembalian Barang Ketika Piutang Sudah Beredar

(D) Penjualan Rp 1.000.000

(K) Piutang Rp 1.000.000

(D) Inventori Rp 600.000

(K) Harga Pokok Penjualan Rp 600.000

Jenis Retur Penjualan

Berdasarkan metode pembayarannya, retur penjualan terbagi atas 2 jenis, yaitu: retur penjualan tunai dan retur penjualan kredit. Berikut ini penjelasannya:  

1. Retur Penjualan Tunai

Jenis retur penjualan ini berasal dari penjualan barang secara tunai. Jika ada barang yang rusak, maka pembeli dapat mengembalikannya kepada penjual. Dibeli secara tunai, maka barang yang dikembalikan pembeli pun dapat ditukar dengan uang tunai sesuai jumlah pembelian. 

2. Retur Penjualan Kredit

Jenis retur penjualan ini berasal dari pembelian barang secara kredit, sehingga pembeli belum melunasi pembelian tersebut. Jika ada barang yang rusak, maka pembeli bisa mengembalikannya kepada penjual sesuai biaya barang itu.

Penjual kemudian akan memberikan nota kredit kepada pembeli sebagai dokumen yang membuktikan telah terjadinya retur dan mengurangi nilai piutang dari transaksinya dengan pembeli. Dengan demikian, pembeli hanya perlu melunasi harga pembelian barang yang telah dikurangi dengan kerugian akibat retur pembelian.

Beda Retur Pembelian dan Retur Penjualan

Terdapat dua jenis yakni pembelian dan penjualan.

  • Retur pembelian adalah kondisi dimana penjual mengembalikan barang kepada pihak supplier lantaran tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
  • Biasanya, retur pembelian ini melibatkan jumlah barang yang banyak sebab pembelian yang dilakukan untuk bahan produksi penjualan produk.
  • Retur penjualan adalah kondisi dimana pembeli ingin mengembalikan barang kepada pihak penjual.
  • Singkatnya, retur itu terjadi antara pihak supplier dengan penjual atau penjual dan pembeli.

Tips untuk Mengurangi Retur

Proses pengembalian barang tentu bukan hal yang menyenangkan. Oleh karena itu, Anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini untuk mengurangi retur:

  • Cantumkan deskripsi produk yang rinci dan jujur agar tidak kesulitan di masa depan.
  • Tingkatkan kualitas produk baik secara nyata maupun di gambar.
  • Untuk barang yang butuh ukuran pas, seperti pakaian, cantumkan panduan ukuran.  
  • Untuk produk teknologi, cantumkan spesifikasi dan kompatibilitasnya.  
  • Cantumkan cara penggunaan produk. 
  • Sertakan ulasan produk
  • Tawarkan opsi layanan pelanggan
  • Buat kolom Frequently Asked Questions (FAQ) berdasarkan pertanyaan umum yang Anda terima tentang produk Anda dan jawab sejelas dan sejujurnya.

Baca Juga: Mengenal 10 Prinsip Dasar Akuntansi untuk Menyusun Laporan Keuangan

Tips Mengelola Retur yang Benar

Jika Anda ingin mengelola retur secara otomatis, maka Anda bisa menggunakan R1.

Sebagai platform Pengelola usaha di Indonesia,  pencatatan retur di R1 dapat secara otomatis dilakukan dengan mengkoneksikan stok di gudang virtual dengan gudang real.

Dengan kata lain, ketika ada barang yang diretur, maka stok barang secara real akan kembali sehingga jumlah stok tertulis akan secara otomatis sesuai dengan yang ada di gudang Anda. Bahkan penulisan jurnal retur penjualan juga akan secara otomatis tercatat melalui fitur accounting managament yang dimiliki R1.

Retur hanyalah satu dari banyak fitur yang bisa diberikan oleh R1. Sebab, R1 merupakan platform pengelolaan usaha yang mengintegrasikan semua manajemen usaha baik dari sisi penjualan, keuangan maupun pengadaan dan pendistribusian ke dalam satu akun.

Bergabung dengan R1 sekarang juga.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *