Alamat

Grha RUN System

Jl. Pakuningratan No.15,
Cokrodiningratan, Jetis,
Yogyakarta,
55233

Representative Office

Treasury Tower
Lt. 10 Unit I, District 8 Lot.28 SCBD
Jl. Jenderal Sudirman kav.52-53, Jakarta 12190

Siklus akuntansi perusahaan jasa

Cermati 9 Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Bagi Anda pelaku bisnis yang fokus pada penawaran jasa, pencatatan keuangan memiliki peran yang sama pentingnya dengan perusahaan barang. Karena pada dasarnya pencatatan dan laporan keuangan adalah indikator utama untuk melihat kesehatan perusahaan. Mengacu pada kaidah akuntansi, siklus akuntansi perusahaan jasa diatur tersendiri dan memiliki tahapan yang berbeda dengan perusahaan barang. Untuk memudahkan Anda memahami urutan dari tahapannya, simak detailnya berikut ini.

1. Identifikasi dan Klasifikasi

Mengawali siklus akuntansi, pencatatan transaksi adalah bagian yang krusial dan membutuhkan ketepatan identifikasi dan klasifikasi. Hal ini karena ada karakteristik dari setiap transaksi yang perlu dipahami. Pertama, perusahaan jasa tidak memiliki harga pokok produksi karena tidak membutuhkan pengadaan bahan baku. Kedua, tidak ada standar harga yang umum untuk jasa yang digunakan klien karena pelayanan menyesuaikan kebutuhan mereka. Itulah kenapa bukti transaksi yang dibutuhkan berupa faktur atau invoice, nota, dan kuitansi harus dipastikan lengkap dengan informasi rinci. Kemudian setiap transaksi diklasifikasikan dan disesuaikan dengan nama dan kode unik akun yang telah diatur dan disepakati dalam perusahaan.

Baca Juga: Serba-serbi tentang Modal Kerja untuk Kesuksesan Bisnis Anda

2. Memasukkannya dalam Jurnal dan Buku Besar

Semua akun di atas dicatat secara rinci dalam jurnal secara kronologis. Termasuk peletakan kolom debit dan kredit yang tepat. Setelah semua akun dalam suatu periode tertentu teridentifikasi dan dikelompokkan, akuntan kemudian memindahkannya dalam buku besar. Dalam buku besar nanti, setiap akun akan dijumlahkan untuk mendapatkan saldo akun.

3. Membuat Neraca Saldo

Semua saldo dalam buku besar lalu digabungkan dalam neraca saldo. Tujuan utama dalam membuat neraca saldo adalah memastikan total pada kolom debit sama dengan kolom kredit. Ketika terjadi selisih, sekecil apapun nilainya, akuntan harus memeriksa kembali semua proses yang telah dilalui.

4. Membuat Jurnal Penyesuaian dan Neraca Saldo Baru

Jurnal penyesuaian muncul karena adanya penyusutan aset yang pasti berbeda nilainya antara awal periode dengan akhir periode. Sebagai contoh, nilai atau harga komputer yang digunakan customer service pada awal periode akuntansi pasti akan berbeda dengan akhir periode. Setelah disesuaikan, barulah neraca saldo yang baru dihitung kembali untuk memastikan hasil penghitungan seimbang.

5. Menyusun Neraca Lajur

Neraca lajur bisa dikatakan merupakan penyajian data dari neraca saldo dan jurnal penyesuaian ke dalam kolom laba rugi dan neraca. Meskipun banyak akuntan merasa langkah ini tidak terlalu penting. Namun jika neraca lajur dibuat, proses berikutnya akan jauh lebih mudah, yaitu membuat laporan keuangan.

Sumber: Pixabay

6. Membuat Laporan Keuangan

Sebenarnya, dari kolom laba rugi dan neraca, perusahaan sudah dapat melihat keuntungan yang didapatkan. Namun ada beberapa jenis laporan keuangan yang harus dihitung secara terpisah. Diantaranya adalah laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Dari semua laporan ini, perusahaan tidak hanya melihat besarnya profit yang didapatkan. Namun juga melihat bagaimana modal dan aset perusahaan bergerak dari periode awal hingga periode akhir.

7. Membuat Jurnal Penutup

Jurnal penutup dibuat untuk menutup akun agar posisinya kembali nol dan menandakan berakhirnya periode akuntansi yang sedang berjalan. Beberapa akun yang umum ditutup adalah akun pendapatan, biaya dan beban, laba rugi, dan penarikan modal. Hal ini karena periode akuntansi akan dimulai lagi dari awal.

8. Membuat Jurnal Pembalik

Tahapan berikutnya adalah membuat jurnal pembalik, terutama jika perusahaan memiliki akun tertangguhkan. Artinya, ada akun yang pembayarannya belum dilaksanakan karena beberapa alasan. Alasan paling umum dijumpai adalah pembayaran yang belum jatuh tempo. Jika akun yang bersangkutan dibuka kembali, kas perusahaan tidak akan berkurang untuk membiayai tagihan tadi.

9. Menetapkan Neraca Akhir atau Awal

Setelah kebutuhan pembayaran akun yang tertangguhkan selesai, berati periode akuntansi benar-benar telah berakhir. Kemudian dilanjutkan dengan periode akuntansi berikutnya yang dimulai dari awal kembali. Itulah kenapa tahap terakhir ini dinamakan neraca akhir atau awal karena fungsi gandanya, sebagai akhir dan awal sekaligus.

Sumber: Pixabay

Setiap tahapan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa di atas memiliki aturan yang lebih rinci dalam membuatnya. Terutama dalam hal menempatkan setiap akun yang ada dalam kolom yang bersifat menambahkan (debit) atau mengurangi (kredit) suatu nilai. Sehingga ada baiknya Anda sebagai pemilik bisnis jasa minimal juga memahami konsep akuntansi perusahaan secara garis besar.

Baca Juga: 6 Manfaat Software Akuntansi untuk Perusahaan, Ini Ulasan Lengkapnya!

Menjalankan semua tahapan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa di atas memang bukan pekerjaan singkat dan sederhana. Perlu ketelitian yang tinggi agar data keuangan perusahaan jasa disajikan secara akurat. Serta mampu menjadi bahan analisis sebelum membuat keputusan bisnis yang kredibel. Untuk membantu Anda menjalankan semua tahapan tersebut lebih efektif dan efisien, R1 menawarkan fitur Accounting Management yang mempercepat prosesnya. Selain itu, platform ini juga akan meminimalisir adanya kesalahan penghitungan selama pembuatannya.  Temukan kemudahan dari R1 lebih nyata dengan mengunjungi tautan ini.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *