Terus menjaga ketersediaan barang yang dimiliki oleh perusahaan merupakan hal penting, agar proses produksi dan operasional dapat tetap berjalan. Restock adalah istilah yang digunakan untuk proses pengadaan kembali, pembelian kembali, persediaan yang dibutuhkan oleh bisnis.

Namun sebenarnya secara umum, apa pengertian dari restock itu sendiri? Apakah hanya sebatas pembelian ulang pada barang yang diperlukan saja? Atau memiliki arti yang lebih luas?

Dalam artikel ini akan dijelaskan secara detail mengenai pengertian, sistem, dan fungsi utama restock dalam proses bisnis di perusahaan secara umum. Maka tanpa berpanjang lebar, simak penjelasannya di bawah ini.

Baca Juga: 5 Manfaat dan 3 Tips Menjalankan Stocktake dalam Bisnis

Pertama, Memahami Pengertian Restock

Restock adalah sistem atau proses pembelian ulang, pengadaan kembali, atau penambahan stok barang yang diperlukan oleh perusahaan. Restock dapat dilakukan pada persediaan di gudang, persediaan produk yang dijual, dan sebagainya.

Pada dasarnya, tujuan dari restock ini adalah untuk menjaga ketersediaan barang yang diperlukan dalam berbagai proses bisnis. Dengan ketersediaan barang yang terjamin, maka perusahaan dapat melaksanakan aktivitasnya dengan lancar dan tanpa hambatan dari sisi ketersediaan barang.

Proses ini kemudian memiliki peran penting secara umum dalam rantai pasok yang dimiliki perusahaan, sehingga harus dipastikan berjalan dengan lancar dan tepat waktu.

Sistem Restock yang Digunakan di Indonesia

Sedikitnya terdapat tiga sistem restock yang awam digunakan di perusahaan di Indonesia. Mulai dari sistem pembelian terus menerus, kemudian pembelian musiman, dan model restock otomatis. Ketiganya memiliki metode, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing.

1. Sistem Pembelian Terus Menerus

Sistem ini, seperti namanya, melakukan pembelian bahan baku dan suplai produk secara terus menerus. Alasan utama penggunaan sistem ini adalah bahwa perputaran penggunaan bahan baku dan produk yang tinggi, sehingga harus terus dipasok.

Persediaan di gudang terkait bahan baku dan persediaan produk di pasar akan senantiasa ada sehingga tidak ada hambatan di rantai pasok yang berjalan. Sistem ini sangat tepat digunakan pada produk dengan perputaran yang tinggi, dan kurang sesuai dengan produk jenis musiman.

2. Sistem Pembelian Musiman

Sistem kedua adalah restock yang mengacu pada kondisi pasar. Pembelian bahan baku dan suplai produk ke pasar akan menunggu jumlahnya hampir habis, sehingga tidak ada penumpukan persediaan barang dan produk di fasilitas perusahaan.

Model ini cenderung digunakan pada produk dengan permintaan yang fluktuatif karena dinilai dapat meningkatkan efisiensi penggunaan dana untuk pengadaan. Proses restock dilakukan secara berkala, dan mengacu pada kondisi pasar.

3. Sistem Restock Otomatis

Terakhir adalah sistem restock otomatis. Sistem ini akan mengandalkan bantuan teknologi informasi yang dapat mendeteksi kebutuhan atau sinyal restock yang telah diatur sebelumnya, mengacu pada ketersediaan barang dan produk.

Sistem ini akan terintegrasi dengan banyak sistem lain, sehingga proses restock menjadi sebuah rangkaian yang berjalan dengan sendirinya. Satu hal yang menjadi wajib adalah bahwa harus ada keterlibatan dari sistem pengelolaan restock yang digunakan perusahaan, dan disetel sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kondisi perusahaan.

Dari ketiga sistem restock tersebut, kira-kira mana yang lebih sesuai dengan aktivitas perusahaan Anda?

Terakhir, Mari Simak Sederet Fungsinya

Melihat definisi dan sistem yang dijelaskan di atas, jelas bahwa restock adalah proses yang krusial dalam aktivitas perusahaan. Memahami fungsi dari proses ini jelas penting, sehingga Anda sebagai pengusaha juga dapat memiliki acuan jelas dalam urusan restock tersebut.

Berikut beberapa fungsi yang idealnya dijalankan proses ini.

• Kontrol persediaan dan memudahkan dalam pengambilan keputusan. Dengan sistem restock yang ideal, maka persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikontrol dengan lebih optimal. Proses pengambilan terkait hal ini dapat dilakukan dengan cermat, sehingga perusahaan tidak akan menemukan masalah pada urusan ketersediaan produk dan bahan baku.
• Kepuasan pelanggan, jelas jika produk selalu tersedia di pasar, maka kebutuhan pelanggan juga akan senantiasa terpenuhi. Hal yang sama berlaku pada ketersediaan bahan baku, yang menjamin kelancaran proses produksi, yang pada akhirnya menjamin ketersediaan produk di pasar.
• Antisipasi adanya kekosongan produk atau bahan baku. Idealnya dengan perencanaan yang tepat, restock adalah hal mendasar dalam mengantisipasi adanya kekosongan produk atau bahan baku. Mengacu pada kebutuhan perusahaan dan kondisi pasar, pembelian ulang atau pengiriman produk ke pasar dapat dilakukan tepat waktu, sehingga tidak sempat ada kekosongan bahan baku atau produk yang dipasok di pasar.

Baca Juga: Memahami Proses Pengadaan Barang Habis Pakai untuk Perusahaan 

Memiliki peran yang besar, restock adalah sebuah proses yang wajib dilakukan dengan cermat dan akurat. Perhitungan yang baik akan berdampak besar pada efektivitas proses ini, sehingga direkomendasikan penggunaan perangkat lunak dan sistem solid dalam prosesnya. Procurement Management dari R1, akan jadi opsi yang tepat untuk Anda.

Procurement Management dari R1

Dapat membantu Anda dalam meningkatkan kontrol pengadaan, fleksibilitas, dan kemudahan untuk mencapai tujuan perusahaan, Procurement Management dari R1 paham benar bahwa restock harus dikelola dengan maksimal. Dengan berbagai fiturnya, Anda dapat memaksimalkan proses ini dengan sistem yang tepat, sehingga perusahaan memperoleh kemudahan dalam penyediaan bahan baku. Segera gunakan Procurement Management dari R1, dan maksimalkan semua fitur yang disediakan!