Alamat

Grha RUN System

Jl. Pakuningratan No.15,
Cokrodiningratan, Jetis,
Yogyakarta,
55233

Representative Office

Treasury Tower
Lt. 10 Unit I, District 8 Lot.28 SCBD
Jl. Jenderal Sudirman kav.52-53, Jakarta 12190

jurnal penyesuaian persediaan barang dagang

8 Komponen Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang dan Cara Buatnya

Dalam sebuah pengelolaan akuntansi dan keuangan perusahaan besar, tentu ada banyak sekali jenis transaksi yang ada didalamnya. Terlebih lagi setiap transaksi keuangan perusahaan ini pasti memiliki peran yang berbeda dalam proses akuntansi. Termasuk transaksi yang terjadi diluar ketentuan biasanya, misalnya penyesuaian ketersediaan barang di gudang dan data administrasi pada sistem. Oleh karena itu, dalam proses penyusunan laporan keuangan pasti melewati tahap membuat jurnal penyesuaian persediaan barang dagang. Simak 8 komponen yang perlu dibuat dalam jurnal penyesuaian persediaan barang dagang berikut.

1. Persediaan Barang Dagang

Untuk membuat komponen persediaan barang dagang dalam jurnal penyesuaian, ada 2 metode yang harus digunakan. Kedua metode tersebut adalah metode ikhtisar laba rugi dan metode HPP (Harga Pokok Penjualan).

Dalam metode ikhtisar laba rugi, Anda perlu memindahkan persediaan barang dagang awal pada kolom kredit dan persediaan barang dagang akhir pada kolom debet. Agar nilainya seimbang, masing-masing akun diikuti oleh akun ikhtisar laba/rugi sebagai akun sebaliknya.

Sedangkan pada metode HPP, ada beberapa komponen turunan yang perlu disesuaikan. Komponen tersebut adalah akun persediaan barang dagang awal, akun pembelian, akun beban angkut pembelian, akun retur pembelian, akun potongan pembelian, dan akun persediaan barang dagang akhir. Jika Anda menemukan akun-akun tersebut, sesuaikan jumlahnya dengan akun HPP. Untuk lebih jelasnya tentang letak debet dan kredit dari akun-akun tersebut, simak contohnya pada bagian akhir penjelasan ini.

2. Beban Bayar di Muka

Akun jurnal penyesuaian berikutnya adalah beban bayar di muka yang muncul karena adanya uang yang dikeluarkan untuk hal yang belum digunakan sepenuhnya. Beberapa contoh akibat munculnya akun ini adalah beban bunga, pembelian alat yang belum dimanfaatkan, dan/atau penyewaan lokasi.

3. Pendapatan Diterima di Muka

Sesuai dengan namanya, pendapatan ini telah diterima perusahaan sebelum mengirimkan barang atau memberikan pelayanan secara utuh dan secara otomatis menjadi utang bagi perusahaan. Sehingga nantinya Anda dapat mencatat akun ini dengan 2 cara, sebagai utang atau sebagai pendapatan.

4. Perlengkapan

Akun perlengkapan yang muncul sebagai aset lancar ini perlu dihitung secara terpisah untuk mengetauhinya. Caranya adalah mengurangkan saldo perlengkapan awal dengan nilai perlengkapan yang tersisa. Hasil pengurangan tersebut yang nantinya akan masuk jurnal sebagai akun perlengkapan.

Sumber: freepik

5. Piutang Tak Tertagih

Selanjutnya adalah akun piutang tak tertagih yang menunjukkan salah satu bentuk kerugian bagi perusahaan. Akun ini muncul akibat pembeli yang tidak mampu membayarkan tagihan atau cicilannya tepat waktu atau menunggak. Sehingga akun piutang tak tertagih muncul sebagai beban.

6. Beban yang Harus Dibayarkan

Berkebalikan dengan poin sebelumnya, akun ini muncul apabila perusahaan memiliki utang yang belum selesai atau lunas dibayarkan. Sehingga terkadang akun ini dinamai sebagai utang beban.

7. Pendapatan yang Harus Diterima

Hampir sama dengan poin 5, akun ini dituliskan sebagai piutang pendapatan. Bedanya akun ini bisa menjadi pendapatan sesungguhnya meskipun muncul pada periode akuntansi berikutnya.

8. Penyusutan

Terakhir adalah komponen penyusutan yang muncul akibat adanya penurunan nilai aktiva tetap. Akun ini akan muncul ketika perusahaan memiliki aktiva atau aset permanen yang rutin digunakan dalam operasional perusahaan. Beberapa contohnya adalah nilai mobil pengiriman barang, nilai mesin produksi, nilai bangunan pabrik, dan sebagainya.

Baca Juga: Menilik 9 Fungsi dan Cara Membuat Buku Besar untuk Bisnis Anda

Sumber: Freepik

Contoh Singkat Jurnal Penyesuaian

Agar Anda semakin mudah memahami komponen di atas, akan disajikan beberapa contoh penulisan jurnal penyesuaian. Namun dalam penjelasan kali ini, hanya akan ada contoh untuk akun penyesuaian persediaan barang dagang karena akun yang diolah penghitungannya lebih banyak dibanding akun yang lain.

PT. MYG memiliki data sebagai berikut:

  • Persediaan barang dagang awal Rp. 9.000.000
  • Pembelian barang RP. 12.000.000
  • Retur pembelian dan pengurangan harga Rp. 1.000.000
  • Beban angkut Rp. 800.000
  • Persediaan barang dagang akhir Rp. 13.000.000

Tabel 1 untuk metode HPP

AkunDebetKredit
HPP12.000.000 
  Pembelian 12.000.000
HPP800.000 
  Beban Angkut Pembelian 800.000
Retur Pembelian 1.000.000
  HPP1.000.000 
HPP9.000.000 
  Persediaan barang dagang (awal) 9.000.000
Persediaan barang dagang (akhir)13.000.000 
  HPP 13.000.000

Tabel 2 untuk metode ikhtisar laba rugi

AkunDebetKredit
Ikhtisar Laba/Rugi9.000.000 
  Persediaan barang dagang (awal) 9.000.000
Persediaan barang dagang (akhir)13.000.000 
  Ikhtisar Laba/Rugi 13.000.000

Baca Juga: Balance Sheet adalah Neraca Keuangan, Pahami Penjelasannya di Sini

Dengan melihat penjelasan di atas, apakah Anda semakin paham soal jurnal penyesuaian persediaan barang dagang dan cara membuatnya? Apabila Anda merasa semua hal di atas memakan banyak waktu, maka jawabannya adalah fitur Inventory & Material Management dari R1. Melalui fitur ini, Anda dapat melakukan pengelolaan dan penyimpanan pencatatan persediaan barang dan jasa perusahaan. Dijamin tingkat persediaan ideal perusahaan akan tercapai lebih efektif dan efisien. Temukan lebih banyak mengenai R1 dengan mengikuti tautan ini.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *