Alamat

Grha RUN System

Jl. Pakuningratan No.15,
Cokrodiningratan, Jetis,
Yogyakarta,
55233

Representative Office

Treasury Tower
Lt. 10 Unit I, District 8 Lot.28 SCBD
Jl. Jenderal Sudirman kav.52-53, Jakarta 12190

Supply Chain Financing

Mengenal Supply Chain Financing dan Cara Tepat Memilihnya

Modal usaha menjadi tantangan besar yang sering dihadapi pelaku bisnis. Tidak hanya modal awal saat membangun bisnis, belanja modal juga menjadi pengeluaran tidak rutin namun berpengaruh besar. Sayangnya, masalah ini bisa menjadi kendala bisnis apabila dilakukan sendiri. Itulah kenapa Anda perlu memahami Supply Chain Financing atau SCF dan cara tepat untuk memilih penyedianya. Supply Chain Financing adalah salah satu metode pembiayaan modal berbasis teknologi yang memudahkan pemilik usaha mengembangkan bisnisnya. Mari berkenalan lebih jauh dengan cara kerja SCF dan tips wajib sebelum memilih.

Baca Juga: Memahami 3 Konsep Supply Chain dalam Kegiatan Perusahaan

Supply Chain Financing dan Cara Kerjanya

Supply Chain Financing adalah metode peminjaman modal usaha berbasis teknologi yang memungkinkan pemasok mendapatkan pembayaran dengan cepat dan perusahaan pembeli melakukan produksi tepat waktu. Pelaksanaan SCF pun akan melibatkan pihak ketiga yang disebut sebagai lender, yaitu lembaga keuangan atau bank yang bertindak sebagai penyedia jasa SCF. Teknologi yang digunakan merupakan sistem khusus dengan fitur untuk mengelola transaksi dan menyelesaikan tagihan sekaligus memastikan proses pemanfaatan stok atau bahan baku tersebut.

Untuk lebih memahaminya, perhatikan cara kerja SCF melalui ilustrasi ini. PT. X adalah perusahaan pembeli yang membutuhkan bahan baku segera. Lalu ada perusahaan pemasok (Y) yang mampu memenuhi kebutuhan PT. X. Kedua perusahaan ini sepakat melakukan transaksi dengan sistem SCF. Maka, keduanya memutuskan Bank Z yang menjadi pihak ketiga atau lender.

Nantinya melalui sistem online khusus yang biasa disebut e-procurement, PT. X dan perusahaan Y akan mengunggah beberapa persyaratan. Setelah disetujui oleh Bank Z, perusahaan Y akan mendapatkan pembayaran lunas dari Bank Z dengan menyerahkan salinan faktur penjualan. Kemudian akan langsung melakukan proses pengiriman produk. Dari sisi PT. X, perusahaan akan melakukan pembayaran dalam bentuk kredit jangka pendek kepada Bank Z. Pada saat tagihan selesai dilakukan, bisa jadi bahan baku telah selesai digunakan PT. X.

Sumber: Pixabay

Manfaatnya Bagi Perusahaan Pembeli dan Penjual

Dari ilustrasi tersebut, Anda tentu sudah bisa mengambil beberapa manfaat yang akan didapatkan kedua belah pihak. Namun untuk lebih detailnya, perhatikan penjelasan di bawah ini.

Bagi Perusahaan Penjual (Pemasok/Supplier)

1. Arus Kas Lebih Sehat

Perusahaan atau pelaku usaha yang berperan sebagai pemasok bisa memperoleh pendapatan secara tunai atau lunas. Artinya, arus kas perusahaan akan jauh lebih sehat karena kemampuan untuk memperoleh modal usaha yang lancar dan stabil. Supplier tidak perlu mengorbankan hubungan baik dengan perusahaan yang dipasoknya meskipun mereka mengalami kesulitan membayar lunas saat itu juga.

2. Operasional Tetap Berjalan

Manfaat lanjutan yang bisa didapatkan adalah berjalannya operasional usaha. Baik itu dalam tahap produksi maupun kegiatan adiministrasi lainnya. Arus kas yang sehat dari dana segar tersebut juga berpengaruh dalam kegiatan operasional secara keseluruhan.

Bagi Perusahaan Pembeli (Buyer)

1. Memastikan Proses Produksi Berjalan

Dengan SCF, perusahaan pembeli dapat memastikan proses produksi tetap berjalan tanpa harus menghadapi kendala, seperti kehabisan bahan baku. Karena dalam beberapa kondisi yang kurang memungkinkan untuk menyelesaikan tagihan saat itu juga, perusahaan pembeli dapat tetap melakukan pengadaan barang dengan sistem SCF. Selain kondisi tersebut, hal ini juga akan membantu perusahaan meningkatkan jumlah produksi dan target penjualan.

2. Mengamankan Modal Usaha Lain

Karena perusahaan pembeli dapat menunda pelunasan pengadaan barang, modal usaha lain dapat diamankan. Perusahaan bisa menggunakan pendapatan yang masuk dari penjualan produk jadi untuk menyelesaikan tagihan.

3. Arus Kas Lebih Stabil

Selain itu, perusahaan pembeli akan memiliki jangka waktu pembayaran yang lebih lama. Dampaknya adalah pengeluaran operasional bisnis yang tidak besar dan hal ini membuat arus kas perusahaan lebih stabil.

Sumber: Pixabay

Tips Memilih Lender

Pemilihan lender menjadi langkah yang harus dipertimbangkan dengan baik agar proses Supply Chain Financing berjalan dengan lancar dan aman. Baik hak maupun kewajiban dari semua pihak dapat terpenuhi dan terpuaskan dengan performa lender. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih lender adalah sebagai berikut:

  • Terpercaya yang ditandai dengan resmi terdaftar dalam OJK (Otoritas Jasa keuangan).
  • Suku bunga kompetitif dibanding lender yang lain.
  • Proses pengurusan administrasi yang mudah, efektif, dan efisien.
  • Memiliki skema yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan pemasok dan perusahaan pembeli.

Baca Juga: 5+ Manfaat Manajemen Kredit, Pastikan Dikelola dengan Baik!

Setelah memahami Supply Chain Financing dan tips di atas, tentu Anda perlu mengelola keuangan perusahaan lebih matang. Terutama bagi perusahaan pembeli yang membutuhkan waktu cukup panjang untuk menyelesaikan pembayaran. R1 melalui Financial Management siap membantu Anda mengelola keuangan perusahaan. Baik itu yang berkaitan dengan pengeluaran biaya operasional maupun pinjaman modal dengan berbagai pihak. Tidak hanya pencatatan, Anda juga dapat menyusun laporan keuangan jauh lebih efektif dan efisien setiap bulannya. Rasakan kemudahan baru yang signifikan dalam mengelola keuangan perusahaan bersama R1 di sini.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *