Alamat
Grha RUN System
Jl. Pakuningratan No.15,
Cokrodiningratan, Jetis,
Yogyakarta,
55233
Representative Office
Treasury Tower
Lt. 10 Unit I, District 8 Lot.28 SCBD
Jl. Jenderal Sudirman kav.52-53, Jakarta 12190
Goodwill adalah aset tidak berwujud dalam neraca keuangan sebuah perusahaan. Dalam dunia akuntansi, goodwill termasuk dalam jenis aset tidak berwujud (intangible asset). Bila diartikan secara umum, goodwill merupakan jenis aset non riil perusahaan. Goodwill akan tercatat dalam neraca atau laporan posisi keuangan ketika suatu perusahaan hendak mengakuisisi perusahaan lain dengan membayar di atas nominal nilai pasar wajar (fair value market) yang terdiri dari aset bersih perusahaan yang ingin dibeli.
Dalam artikel ini, kami akan mengupas mengapa goidwill bisa terbentuk, jenis, rumus, dan cara menghitungnya. Untuk itu, simak ulasan lengkapnya berikut ini
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan goodwill bisa terbentuk dalam suatu perusahaan, sehingga perusahaan mendapatkan selisih angka yang berasal dari lebihnya harga beli di atas harga pasar. Dilansir situs Business Tech, berikut beberapa faktor yang menyebabkan goodwill bisa terbentuk.
Dengan memiliki kualitas produk yang baik, hal ini dapat meningkatkan nilai goodwill perusahaan. Jadi, kualitas produk yang bagus tak hanya sekadar menaikkan angka penjualan dan meraup cuan yang besar.
Dengan menentukan lokasi yang strategis hal ini juga dapat meningkatkan goodwill. Sebab, lokasi strategis membuat konsumen dapat dengan mudah untuk menjangkaunya tanpa perlu repot terhalang oleh jarak yang jauh.
Nilai goodwill perusahaan akan mengalami peningkatan seiring dengan efisiensi manajemen di dalam perusahaan. Naiknya efisiensi manajemen membuat kegiatan operasional perusahaan lebih menjadi lancar dan efektif.
Akses mendapatkan bahan baku dan material yang mudah didapat juga mampu meningkatkan goodwill lho detikers. Jadi, pihak perusahaan dapat lebih mudah dalam memproduksi barang tanpa khawatir terjadi kelangkaan bahan baku.
Memahami kondisi pasar juga dapat meningkatkan nilai dari goodwill. Dengan memperhatikan kondisi pasar dan kebutuhan konsumen, pihak perusahaan dapat menyesuaikan produk-produk yang diinginkan para pembeli.
Beberapa manfaat goodwill adalah sebagai berikut.
Manfaat goodwill yang pertama adalah untuk mendapatkan penghasilan dari transaksi penjualan milik perusahaan di masa mendatang. Apabila membeli perusahaan dengan sistem goodwill, maka nantinya harga barang di perusahaan tersebut dapat dijual lagi.
Apabila pengusaha mempunyai aset goodwill, tentu penghasilan tidak hanya didapatkan dari perusahaan itu sendiri. Melainkan juga dari perusahaan yang telah diakuisisi. Uang sewa dari perusahaan itulah yang kedepannya akan menjadi pendapatan lainnya untuk perusahaan.
Dengan mengakuisisi perusahaan yang memiliki kinerja baik, tentu akan menjadi penambah kualitas pelayanan perusahaan kepada konsumen karena proses produksi dan distribusi bisa berlangsung lebih cepat.
Apabila perusahaan memiliki aset goodwill, hal ini memungkinkan perusahaan bisa lebih leluasa dalam mengatur ketersediaan operasional dan sumber daya manusia di kedua perusahaan yang dikelola.
Setelah proses akuisisi suatu perusahaan, perusahaan akan mendapat keuntungan berupa lisensi baru. Sebab, secara otomatis lisensi milik perusahaan yang telah diakuisisi akan menjadi hak milik perusahaan yang mengakuisisi.
Dalam menjalankan sebuah bisnis, goodwill terbagi menjadi dua jenis yaitu purchased (dibeli) dan inherent. Lantas, apa yang membedakan kedua jenis goodwill tersebut? Simak pembahasannya di bawah ini.
Jenis goodwill purchased atau dibeli adalah perbedaan antara nilai yang perusahaan telah bayar sebagai penggerak hidup serta jumlah aset yang telah dikurangi dengan jumlah kewajiban perusahaan.
Inherent adalah nilai bisnis perusahaan yang sudah memenuhi nilai wajar dari aset bersih yang dapat terpisahkan. Disebut sebagai inherent karena dihasilkan dari internal perusahaan dan muncul selama periode waktu tertentu, hal ini karena perusahaan sudah memiliki reputasi yang baik di bidang bisnis.
Sedikit informasi, nilai goodwill memungkinkan juga keluar hasil positif atau negatif. Hasil goodwill yang positif dapat muncul ketika nilai bisnis secara keseluruhan ternyata melebihi dari nilai wajar aktiva bersih. Sementara hasil goodwill negatif dapat terjadi jika nilai bisnis ternyata kurang dari nilai aset bersihnya.
Setelah memahami apa itu goodwill beserta dengan jenis-jenisnya, kini saatnya mengetahui rumus dan cara menghitung goodwill yang benar. Sebelum melihat contoh perhitungan goodwill, mari kita lihat rumus menghitung goodwill dilansir dari situs Freshbooks:
Goodwill = laba rata-rata x jumlah tahun
Setelah mengetahui rumusnya, mari kita lihat contoh perhitungan goodwill dalam suatu perusahaan di bawah ini.
PT ABCD berhasil memperoleh laba dari tahun 2006 sampai dengan 2010 dengan rincian sebagai adalah mencapai Rp 1.550.000.000, kini Anda tinggal bagikan dengan jumlah tahun maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Rp 1.550.000.000 : 5 = Rp 310.000.000
Dengan demikian, maka laba rata-rata PT ABCD selama lima tahun terakhir sebesar Rp 310.000.000.
Baca Juga: Mengetahui Cara Menghitung HPP, Berikut Ulasan Lengkapnya!
penjelasan diatas dapat diketahui bahwa goodwill adalah salah satu hal yang juga bisa diartikan sebagai pengakuan nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Tentunya, menghitung sebuah nilai aset atau goodwill, akan lebih mudah, jika Anda memiliki sistem manajemen akuntansi yang baik, terlebih yang bisa dikelola secara otomatis seperti yang ditawarkan oleh R1.
R1 memiliki fitur accounting management yang akan mempermudah masalah pelaporan dan transaksi keuangan juga asset perusahaan secara otomatis.Tidak hanya itu, melalui R1 Anda juga dapat mengetahui pengelolaan inventory, sales dan distribusi, pengadaan barang dan pengelolaan keuangan.
Segera kunjungi R1 sekarang juga, dan temukan benefit menarik R1 lainnya.