Alamat
Grha RUN System
Jl. Pakuningratan No.15,
Cokrodiningratan, Jetis,
Yogyakarta,
55233
Representative Office
Treasury Tower
Lt. 10 Unit I, District 8 Lot.28 SCBD
Jl. Jenderal Sudirman kav.52-53, Jakarta 12190
Proses pencatatan barang yang masuk dan keluar pada sebuah bisnis wajib dilakukan dengan cermat. Hal ini karena data yang didapatkan akan diperlukan pada banyak proses bisnis lain. Barcode adalah salah satu teknologi yang telah digunakan secara luas, untuk membantu proses pencatatan ini.
Mungkin sudah banyak dari Anda yang cukup familiar dengan apa itu barcode, karena hal ini menempel hampir di setiap produk yang beredar di pasaran. Namun pernahkan Anda, sebagai pebisnis, mengulik lebih dalam mengenai apa itu barcode?
Apa fungsinya sehingga hal ini menempel di setiap produk? Bagaimana pula cara membuatnya?
Untuk mengetahui jawaban dari ketiga tanda tanya di atas, Anda hanya harus menyelesaikan artikel ini hingga akhir.
Baca Juga: 7 Tahapan dalam Proses Pengadaan Barang dan Jasa, Berikut Penjelasannya!
Dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan kode palang atau kode batang, barcode adalah data optik yang memuat bentuk garis yang dapat dibaca oleh mesin, dan memiliki informasi tertentu atas suatu produk.
Barcode kemudian menjadi ‘identitas’ produk pada sistem penyimpanan atau pendataan, sehingga ketika dipindai, sistem dapat mengenali produk apa yang tengah dicatat tersebut. Penggunaannya demikian efisien, sehingga di era sekarang ini setiap produk memiliki kode palang tersemat pada kemasan atau produknya.
Teknologi ini digunakan pertama kali oleh Wallace Flint pada karya ilmiahnya yang terbit tahun 1930-an dalam bentuk konsep. Setelah pengembangan yang intensif, baru kemudian kode palang dapat digunakan secara luas dan terus berkembang penerapannya di berbagai bidang.
Secara mendasar fungsi dari barcode adalah menyimpan data dan informasi spesifik mengenai suatu produk, yang telah diidentifikasikan ke dalam kode palang. Data ini disimpan sesuai dengan kebutuhan sistem dan pebisnis, sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu dengan memindainya.
Jika dibagi berdasarkan kegunaannya, barcode dapat dibagi ke dalam beberapa kategori informasi.
Pertama adalah untuk keperluan pengemasan atau packaging. Fungsi ini dapat membantu proses pengiriman barang karena informasi yang dimuat secara praktis adalah semua yang diperlukan untuk urusan ini. Secara jenis sendiri, barcode untuk urusan ini disebut dengan barcode ITF.
Kedua adalah fungsi penerbitan. Kode palang kategori ini digunakan untuk mengidentifikasi produk yang akan diterbitkan, dan paling sederhana contohnya adalah pada produk buku dengan menunjukkan ISSN-nya.
Pada fungsi retail, barcode akan digunakan untuk kebutuhan penjualan produk di supermarket. Nantinya data produk yang terjual akan terekam secara jelas pada sistem, mengenai jumlah dan periode penjualan yang terjadi.
Selanjutnya adalah fungsi non-retail, yang digunakan untuk melakukan pendataan barang yang sifatnya tidak diperjual-belikan. Pendataan ditujukan untuk mengetahui distribusi barang atau produk dan awam digunakan pada buku di perpustakaan.
Pada fungsi kelima ini adalah untuk keperluan identifikasi produk obat yang diproduksi oleh perusahaan farmasi. Dengan jenis yang sangat beragam, keberadaan barcode adalah hal yang memudahkan pendataan dengan cermat dan detail terkait masing-masing produk yang dihasilkan.
Terakhir adalah fungsi lain-lain yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan selain lima hal yang disebutkan di atas. Misalnya saja untuk melacak aset, kemudian urusan inventory, data tanda pengenal karyawan, data di laboratorium, hingga keperluan industri yang lain, bahkan pada akses ke suatu tempat.
Untuk membuat barcode sendiri sebenarnya bukan hal yang sulit, namun jelas wajib dilakukan dengan cermat. Tersedia dua cara umum yang bisa Anda gunakan untuk membuatnya, yakni dengan barcode graphics, dan barcode generator.
Cara pertama akan membantu Anda mengubah tulisan menjadi kode tertentu. Cara ini dapat mengatur ukuran barcode agar dapat menghindari hasil cetakan yang kurang akurat. Situs ini dapat membantu pembuatan barcode dengan cukup praktis, yakni pada https://www.createbarcodes.com/.
Cara kedua yang bisa digunakan adalah barcode generator. Opsi pembuatan barcode yang tersedia di sini lebih banyak dan beragam, sesuai dengan jenis yang dibutuhkan. Anda bisa dengan mudah mengakses situsnya pada https://www.barcode-generator.org/ dan mencoba membuat barcode dengan memasukkan informasi yang dibutuhkan.
Selain barcode sebenarnya ada pula teknologi QR Code yang belakangan menjadi teknologi yang lebih populer. Hal ini dikarenakan pemindaian QR Code dapat memanfaatkan aplikasi di smartphone, sehingga terasa lebih user friendly pada pasar yang serba modern.
Namun demikian penggunaannya belum mencapai tahap semasif barcode, yang digunakan secara mendunia di setiap jenis produk. Di masa yang akan datang, bukan tidak mungkin tren ini akan beralih.
Baca Juga: 3 Tujuan Vendor Management yang Penting Diketahui
Sebagai pengusaha, jelas pemahaman pada teknologi semacam ini menjadi hal penting. Selain agar tetap up to date dengan tren terkini, teknologi mendasar pada pencatatan ini juga akan berefek besar pada optimasi bisnis Anda menggunakan berbagai teknologi modern.
Barcode adalah salah satu aspek penting dalam rangka melakukan pendataan barang atau produk yang dipesan oleh bisnis Anda, atau dikirimkan dari bisnis Anda. Untuk menunjang proses ini, Procurement Management dari R1 bisa menjadi opsi terbaik. Mampu meningkatkan kontrol pengadaan, fleksibilitas, dan kemudahan untuk mencapai tujuan perusahaan, produk ini memiliki dua fitur utama yang dijamin solid dan handal. Maka dari itu, segera gunakan Procurement Management untuk optimasi bisnis Anda, dan maksimalkan semua fitur yang ditawarkannya!