Alamat
Grha RUN System
Jl. Pakuningratan No.15,
Cokrodiningratan, Jetis,
Yogyakarta,
55233
Representative Office
Treasury Tower
Lt. 10 Unit I, District 8 Lot.28 SCBD
Jl. Jenderal Sudirman kav.52-53, Jakarta 12190
Salah satu istilah penting dalam akuntansi yang wajib diketahui oleh perusahaan adalah account receivable. Istilah ini cukup dikenal dalam dunia akuntansi karena berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Lalu, apa yang dimaksud dengan account receivable? Bagaimana fungsi dan perannya di dalam perusahaan? Apa yang membedakannya dengan account payable?
Secara umum, account receivable adalah istilah piutang dagang dalam aktivitas bisnis. Maknanya adalah penagihan kepada pihak yang berutang untuk segera melunasi kewajiban pembayaran. Dalam account receivable tentunya memiliki catatan utang milik perusahaan untuk menagih pelanggan yang berutang.
Sebagai contoh untuk memberi pemahamannya adalah ketika barang telah diterima oleh pelanggan, perusahaan akan menerbitkan invoice agar pelanggan memiliki kewajiban untuk membayar sesuai dengan tempo yang telah ditentukan.
Sebagian besar perusahaan telah menerapkan sistem pembayaran kredit untuk menjual bermacam-macam produk. Hal ini dilakukan agar segera menghabiskan stok dan perusahaan terhindar dari kerugian.
Ada beberapa ciri yang perlu perusahaan ketahui tentang account receivable yaitu:
Tanggal jatuh tempo adalah waktu yang telah ditetapkan bersama antara debitur dan kreditur. Dengan adanya tanggal jatuh tempo, kreditur berhak menagih utang yang dimiliki oleh debitur. Apabila debitur mengalami keterlambatan dalam pembayaran (melewati tanggal jatuh tempo) maka akan dikenakan biaya denda dari kreditur.
Dalam pemahaman umur jatuh tempo terdapat dua jenis yaitu harian dan bulanan. Apabila menggunakan harian maka akan ada hitungan tersendiri. Namun, apabila menggunakan bulanan maka jatuh tempo pada saat tanggal transaksi dibuat. Sebagai contoh: seorang debitur melakukan transaksi pada tanggal 9 maka ia wajib membayar kredit sebelum atau maksimal pada tanggal 9. Jika melewati tanggal tersebut, akan dikenakan biaya keterlambatan.
Nilai jatuh tempo adalah total nilai transaksi yang ditambah dengan nilai bunga. Selain membayar jumlah kredit dari transaksi, debitur juga membayar bunga yang diberlakukan sesuai dengan kompensasi atas waktu pelunasan kredit.
Ketika sebuah bisnis ingin menargetkan keuntungan yang tetap stabil maka perlu dilihat pula bagaimana arus kas keluar masuk perusahaan. Salah satu contohnya adalah pembayaran piutang yang dilakukan oleh pelanggan.
Apabila pelanggan tidak tepat waktu atau mengalami keterlambatan maka yang terjadi adalah arus kas akan terganggu. Hal tersebut akan membuat instabilitas keuangan perusahaan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan dapat menerapkan account receivable turnover ratio. Fungsinya untuk melacak pembayaran yang melebihi tenggat waktu atau jatuh tempo.
Selain itu, perusahaan juga dapat mengukur cepat atau lambatnya pelanggan dalam melunasi utang. Hal ini dapat terlihat dari total penjualan bersih yang dibagi dengan rata-rata piutang.
Untuk mempermudah dalam memberikan gambaran bagaimana account receivable bekerja maka perlu contohnya. Seorang pelanggan melakukan transaksi pembayaran kepada BPJS dan PLN. Jika PLN, piutang yang dibebankan akan cenderung fluktuatif karena sesuai penggunaannya. Pelanggan akan membayar sesuai biaya penggunaan pada bulan sebelumnya. Sedangkan BPJS, pembayaran akan tetap dan sama seperti bulan sebelumnya karena pelanggan telah memilih fasilitas saat pertama kali transaksi.
Agar kinerja perusahaan tidak terganggu maka perusahaan memiliki cara yang ampuh dan relevan dalam mengelola piutang dagang yaitu:
Perusahaan perlu membuat standar prosedur dalam menagih debitur. Hal ini diperlukan agar staf yang diberikan tanggung jawab tidak merasa kesulitan saat harus menagih pembayaran dari debitur.
Laporan perusahaan perlu dicek secara berkala. Hal ini untuk mengetahui adakah piutang debitur yang lama belum dibayarkan. Jika ada, kelola waktu yang tepat untuk menagih pembayaran dari debitur.
Pada umumnya waktu jatuh tempo laporan dihitung selama 30, 60, hingga 90 hari. Namun, apabila menghendaki perubahan, dan perusahaan menyetujuinya maka dapat mengubahnya menjadi 25, 50, hingga 75 hari. Hal ini agar pengelolaan keuangan bisa tetap stabil.
Ada hal-hal yang perlu diubah dalam pengelolaan tagihan agar pelanggan atau debitur segera melunasi piutang. Salah satu caranya adalah mengubah panggilan penagihan menjadi layanan pelanggan. Staf yang diberikan tanggung jawab dapat menanyakan kepuasan terhadap layanan produk sambil mengingatkan waktu jatuh tempo. Cara tersebut dinilai efektif karena lebih menghargai pelanggan.
Ada dua perbedaan antara account receivable dan account payable yaitu:
Itulah penjelasan mengenai account receivable yang perlu perusahaan perhatikan. Agar tidak salah jalan dalam mengambil keputusan, R1 mampu membantu pengelolaan keuangan yang lebih baik. R1 memiliki fitur yang mampu mengontrol dan mempercepat penerimaan uang dari masuknya pesanan penjualan ke posting pembayaran yang diterima.