Alamat
Grha RUN System
Jl. Pakuningratan No.15,
Cokrodiningratan, Jetis,
Yogyakarta,
55233
Representative Office
Treasury Tower
Lt. 10 Unit I, District 8 Lot.28 SCBD
Jl. Jenderal Sudirman kav.52-53, Jakarta 12190
Salah satu langkah yang tepat sebelum mulai berbisnis adalah membuat business model canvas. Di dalamnya terdapat sejumlah panduan yang perlu diketahui dan diisi oleh pebisnis. Salah satu panduan yang cukup penting adalah value proposition canvas. Sebab, tanpa memahaminya, bisnis Anda akan sulit bersaing dengan kompetitor.
Lalu, apa yang dimaksud dengan value proposition canvas? Sebelum mendapatkan pengertian tersebut, Anda perlu memahami business model canvas. Jadi, secara singkat, business model canvas atau yang biasa disebut BMC adalah model bisnis yang berisi antara lain value proposition canvas, customer segment, dan enam panduan lainnya untuk memberi pemahaman pebisnis sebelum benar-benar terjun ke dunia bisnis.
Maka dari itu, salah satu panduan pertama yang perlu pebisnis ketahui adalah value proposition canvas. Untuk mengetahuinya secara rinci dan detail, artikel ini akan mengulasnya mulai dari pengertian, fungsi, hingga komponennya. Simak hingga tuntas, ya.
Sejak 2004, Alexander Ostwald memperkenalkan kepada masyarakat tentang value proposition canvas. Metode ini untuk mengetahui seberapa besar kelemahan dan kelebihan produk di mata konsumen. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila metode ini mudah untuk diterapkan ke pelaku bisnis.
Secara sederhana, metode ini berupa diagram berjumlah sembilan buah dan perlu diisi sesuai aktivitas bisnis. Sebelum mengisinya maka membutuhkan diskusi dan perencanaan yang matang sehingga mampu mendapatkan gambaran secara rinci dan detail.
Diagram tersebut memiliki kecocokan satu sama lain antara target pasar dan produk. Jika sudah seperti itu, mudah bagi pelaku bisnis untuk mengajukan nilai tawar kepada konsumen. Namun, yang penting untuk diketahui adalah diagram tersebut terbagi menjadi dua yaitu satu untuk kepentingan konsumen dan satu lagi untuk kepentingan perusahaan.
Ada dua diagram dalam pembentukan value proposition canvas yaitu diagram lingkaran dan kotak. Di setiap diagram terdapat unsur-unsur yang harus Anda ketahui yaitu:
Bisnis tidak harus berorientasi kepada produk melainkan juga konsumen. Maka dari itu, penting bagi pelaku bisnis membaca kebutuhan konsumen. Di diagram ini terdapat tugas konsumen dan ekspektasi konsumen baik itu positif maupun negatif.
Pada bagian ini, Anda akan mengisi masalah dan keinginan dari konsumen. Dari isian tersebut, Anda akan mengenali tiga perspektif konsumen yaitu emosional (preferensi), sosial (reputasi), dan fungsional (praktis).
Ini merupakan hasil identifikasi negatif dari perilaku konsumen. Satu hal yang perlu Anda ketahui bahwa setiap konsumen memiliki persepsi yang berbeda-beda. Maka dari itu, Anda perlu memastikan bahwa poin pertama harus diisi dengan detail dan rinci.
Berkebalikan dari pain, gain menampilkan sisi positif dari perilaku konsumen. Gain menghadirkan apa yang disenangi konsumen dan hal apa yang membuat mereka mengalami kepuasan. Sama seperti yang di atas bahwa poin ini membaca apa yang dipikirkan oleh konsumen.
Hampir mirip dengan diagram lingkaran, diagram kotak juga terbagi menjadi tiga bagian yang di antaranya adalah fitur, fungsi, dan laba yang nantinya bisa memenuhi segala kriteria.
Ini adalah bagian yang semestinya tidak bergantung pada produk melainkan juga jenis. Selain itu, bagian ini juga diisi dengan apa pelayanan yang semestinya diberikan kepada konsumen.
Apa alasan konsumen memberikan pandangan negatif kepada suatu produk? Ini yang harus dicari. Isinya tidak melulu soal detail dan rinci melainkan secara sederhana.
Ide yang akan tercantum di sini harus benar-benar unik dan berbeda dari kompetitor. Tentu ini tidak mudah dan karena itu Anda harus memikirkan apa yang menjadi nilai tambah dari suatu produk.
Setelah memahami pengertian serta komponen yang termasuk ke dalam value proposition canvas, Anda bisa menerapkannya ke dalam bisnis. R1 dari RUN System dapat menangani semua proses pemasaran dari segmentasi pasar hingga mengkonversinya ke angka penjualan.