Alamat
Grha RUN System
Jl. Pakuningratan No.15,
Cokrodiningratan, Jetis,
Yogyakarta,
55233
Representative Office
Treasury Tower
Lt. 10 Unit I, District 8 Lot.28 SCBD
Jl. Jenderal Sudirman kav.52-53, Jakarta 12190
Sebuah perusahaan yang masih aktif melakukan operasional dan produksinya, tidak akan kehabisan masalah. Salah satu hal yang selalu jadi bahasan hangat, adalah terkait dengan strategi penetapan harga yang akan digunakan perusahaan, agar terhindar dari kerugian dan mendapat profit setinggi mungkin.
Penetapan harga selalu akan mengacu pada biaya produksi yang dilakukan perusahaan. Tapi apakah hal ini saja cukup untuk menetapkan harga suatu produk? Tentu tidak. Sederet variabel lain perlu menjadi pertimbangan, dan disesuaikan dengan visi serta misi perusahaan.
Jika dilihat secara cermat, setidaknya ada 5 strategi penetapan harga produk, baik berupa barang atau jasa. Di bawah ini kemudian akan dibahas kelima strategi tersebut, dan akan coba dijelaskan dalam sebuah contoh yang representatif untuk bahasan tersebut.
Baca Juga : Detail Laporan Laba Rugi Perusahaan, Simak di Sini!
Strategi penetapan harga yang pertama adalah dengan metode menetapkan harga plus. Hal yang menjadi acuan utama adalah biaya produksi secara keseluruhan. Setelah didapatkan data tersebut, kemudian perusahaan berusaha menghitung pula laba yang ingin didapatkan.
Laba diperoleh dari margin biaya produksi dan biaya tambahan lain, sehingga selain bisa kembali melakukan produksi perusahaan juga menjalankan fungsi utamanya sebagai lembaga pencari keuntungan.
Agar harga yang diberikan pada pasar tetap masuk akal, perusahaan wajib memperhatikan harga jual produk sejenis dengan karakter yang mirip. Dengan begini, akan muncul persaingan sehat di pasar pada segmen produk yang sama.
Contoh strategi penetapan harga ini misalnya Anda memiliki industri produksi cokelat batang. Total biaya produksi mencapai Rp500.000.000 untuk 100.000 batang cokelat, maka harga pokok setiap batang adalah Rp5.000. laba yang diinginkan adalah 20%, maka harga jual produk di pasaran akan menjadi Rp6.000.
Strategi penetapan harga yang kedua adalah berdasarkan permintaan pasar. Strategi umum ini banyak digunakan dengan melihat potensi permintaan pasar. Anda sebagai pebisnis bisa mengetahui kira-kira berapa angka yang tepat, yang diinginkan segmen pasar yang Anda miliki.
Pelanggan Anda biasanya akan mengacu pada dua pertimbangan, harga saat barang atau jasa dijual secara bundling, dan harga barang saat promo berlangsung. Dari analisa kedua jenis pelanggan tersebut, akan didapatkan satu rumusan harga yang tepat untuk mengoptimalkan penjualan.
Memang proses ini memerlukan modal yang tidak sedikit, baik dari segi waktu atau segi sumber daya lain, karena ‘cek ombak’ seperti ini akan memakan banyak waktu dan tenaga. Namun dengan data yang didapatkan, Anda bisa memperoleh keuntungan optimal dalam waktu lebih singkat.
Break even point merupakan istilah harga jual yang diperoleh dari total biaya yang dikeluarkan dibagi secara rata dan masuk akal dengan produk yang dimiliki untuk dijual. Dalam skenario ini, Anda sebagai pemilik produk mengambil sisi aman dalam berbisnis.
Tidak akan mendapatkan kerugian, namun di waktu yang sama juga tidak atau hanya mendapatkan sedikit keuntungan. Strategi ini menjadi titik aman yang bisa digunakan pebisnis jika memang belum ingin melakukan terobosan atau riset lebih lanjut pada harga yang tepat.
Secara ideal, total biaya produksi yang dibagi dengan jumlah barang yang dimiliki akan jadi harga normal produk sejenis. Hal ini karena produk sejenis akan cenderung melaksanakan produksi dengan alat dan bahan serupa, hanya memiliki beberapa karakter pembeda didalamnya.
Masih menggunakan contoh kasus di poin pertama tadi, dalam strategi penetapan harga ini Anda bisa menjual cokelat seharga Rp5.000 per batang sesuai biaya produksinya, atau Rp.5.100 untuk sedikit keuntungan.
Strategi penetapan harga dengan cara mark up sendiri juga cukup populer di kalangan pebisnis. Cukup sederhana, Anda tinggal melihat harga pokok penjualan lalu dikalkulasikan dengan biaya tertentu dan dinaikan pada tingkat tertentu sesuai perhitungan.
Mark up yang yang dilakukan bisa diambil dari masing-masing biaya produksi dan harga bahan baku, atau secara sederhana diambil langsung dari harga pokok pembelian. Dengan menaikkan biaya ini, maka Anda akan memperoleh harga yang sudah mendapatkan keuntungan.
Meski demikian serupa dengan pertimbangan di poin sebelumnya, Anda tetap wajib melihat harga yang ditetapkan kompetitor.
Metode atau strategi penetapan harga selanjutnya adalah dengan bersaing dengan kompetitor yang ada di pasar. Pengamatan yang cermat harus dilakukan agar harga yang diberikan tidak terlalu rendah dan justru membawa kerugian untuk Anda.
Strategi ini justru menjadi salah satu yang paling rumit, karena selain harga rendah Anda juga wajib mempertimbangkan citra dan nilai produk Anda. Jika harga yang dipasang terlalu rendah, ekspektasi pelanggan bisa turun dan citra produk Anda terjun bebas.
Maka dari itu, pengamatan yang cermat dan perencanaan yang baik diperlukan, agar harga tetap bersaing namun nilai dari produk yang Anda miliki juga terjaga pada titik yang diinginkan.
Strategi harga dan contohnya misalnya seperti ini. Perusahaan Anda memproduksi peralatan rumah tangga dengan bahan plastik. Misalnya saja di pasaran, harga ember plastik dengan ukuran 5 liter mencapai Rp15.000, produk lain memasang harga di angka Rp14.600, produk lain lagi memasang harga di angka Rp16.000, maka idealnya Anda bisa mengambil harga yang tepat dengan memperhatikan citra dari produk pesaing dan produk Anda. Logika dasar manusia menyebutkan semakin mahal barang maka idealnya kualitasnya semakin baik. Maka Anda bisa saja memasang angka Rp15.800 di pasar, sehingga masih cukup menantang untuk produk di harga Rp16.000 namun tampak menawarkan kualitas lebih dari produk dengan harga Rp14.600.
Baca Juga : 7 Strategi Penjualan yang Tepat untuk Meraih Target Pasar Baru
Dengan fitur yang dimilikinya sebagai enterprise resource planning, R1 bisa Anda maksimalkan fiturnya guna membantu pertimbangan penentuan harga produk. Dengan data yang terintegrasi optimal, setiap bagian yang memerlukan materi pertimbangan bisa mendapatkannya, serta membuat pertimbangan terbaik dalam waktu singkat. Strategi penetapan harga bisa ditentukan dengan cepat, dan perusahaan Anda bisa terus bergerak ke depan dalam pengembangan bisnis di sektor strategis lain.
Percayakan pada R1 untuk urusan pengelolaan bisnis dan media kolaborasi setiap bagian di perusahaan Anda, dan dapatkan strategi penetapan harga paling optimal untuk bisnis Anda!